Aku dan impianku kadang memang membuat kamu menjadi terlupa, menyalahkanmu dengan mengatasnamakan apa yang aku kejar ini untuk kamu dan kita lebih baik lagi. Saking sibuknya aku dengan waktuku sampai tak terlintas tanggal dimana aku mengatakan rasa padamu, sampai kamu yang sudah begitu sabar bertemu batasnya dan ingin mengakhiri cerita ini. Aku menyesal untuk ini, kalau boleh jujur apa yang aku kejar ini adalah semangat yang kuciptakan karnamu, hanya saja aku tak dapat mengendalikannya sampai kamu malah kulihat tak ada. Rasa sesal ini membunuhku secara perlahan, atau minimal jangan hindari aku untuk mencoba berusaha menyadari semuanya. Maaf untukku mungkin memang tak ada di dirimu, dan aku sekarang yang merasakan apa yang kamu rasakan, tak dianggap terlihat dan seakan tak dikenal. Namun aku menguatkan hati, setidaknya aku pernah menjadi yang menghangatkanmu disaat dingin grogoti tubuhmu, setidaknya aku rela menghukum hati sendiri karna tak bisa berhenti mencintaimu. Saat awal aku ada, kamu yakin aku ini takkan mengecewakanmu walaupun aku tak berjanji soal itu, namun aku berusaha untuk itu. Begitu saja kamu pergi, belum sempat aku mengemis dan memelukmu untuk tetap diam tak kemana-mana.
Dari aku yang dulu berjuang, dan kini terjatuh kedalam cinta berjurang.
Komentar
Posting Komentar