Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Apa Kabar Kenangan?

Kamu adalah alasanku untuk menjadi orang yang lebih baik sampai detik ini, karena beberapa hal yang kamu lakukan dulu menyadarkanku sesuatu. Saat kamu masih menjadi milikku, terasanya aku selalu diingatkan untuk makan ketika sedang sibuk memanjakan hobi. Terkesannya selalu ada yang akan menegorku ketika aku melakukan hal yang sebenarnya salah. Mungkin dulu aku adalah orang yang egois kepadamu, aku adalah orang yang merasa hal baik yang kamu lakukan untukku adalah sesuatu yang berlebihan. Memilih alasan-alasan yang bukan maksudmu, seperti aku merasa dikekang, disuruh, dipaksa bahkan berpikir kamu tidak menerimaku apa adanya. Semua sudah berlalu dan kita bukanlah kita lagi karena kamu yang putuskan untuk mengakhiri semuanya. Jujur, saat semua kata yang kamu persiapkan untuk menyerah rasanya aku tak ingin mendengarnya dan berpendapat semuanya adalah bercanda. Namun, aku melihat matamu yang lelah dengan terpaksa karena memang aku yang sudah keterlaluan. Awal cerita yang dibangun memang

Adanya Dia

Berawal dari mata yang kamu indahkan, yang kurasa aku mulai tertarik ingin tahu semua tentangmu. Sampai akhirnya aku tahu kamu sudah ada yang miliki. Kecewa terasa adanya, usaha pun rasanya aku pesimis karna kamu dan dia yang sudah bersama bertahun-tahun. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan ini, aku yang hanya kamu anggap teman biasa ini. Perhatian demi perhatian aku tawarkan tanpa mengsengajakan semuanya, kamu pun mulai butuh aku jika ingin bercerita sesuatu yang dinggap aku bisa membantu. Tapi apalah arti semuanya jika yang kubantu adalah kamu yang terus ingin membahagiakannya, bukannya aku tak senang melihatmu dengannya. Namun jika kudengar cerita dari teman-temanmu yang kadang kamu dibuat bersedih dan menangis karnanya yang bersikap tidak dewasa, rasanya aku ikut sedih melihatnya. Jika ada yang bertanya, apa yang aku bisa. Aku hanya bisa mengalah dan mengerti jika kamu adalah orang yang egois, aku akan menjadi penahanmu tanpa ikut ego bersamamu, aku hanya bisa memelukmu tanp

Memiliki tanpa Kepastian

Maafkan aku, bukannya aku tak ingin memilikimu. Maafkan aku, bukannya aku sengaja menyajikan harapan yang hanya sesaat. Maafkan aku, setiap cerita yang kubangun tak lebih dari sekedar rasa sayang dan penasaranku saja tentangmu. Semuanya yang sudah terlanjur kamu bawa dengan perasaan, hanya bisa kukatakan ini salahku. Caraku yang berlebihan, mulai dari perhatian dan pemberian yang ku adakan sampai membuatmu berpikir aku akan mempersembahkan hati. Jika kamu bertanya mengapa bisa aku melakukan ini dengan alasan yang sudah ku akui dari awal saat pertama mengenalmu, jika kita hanya teman. Teman yang akhirnya menjadi sesuatu yang dilihat orang lain pantas disatukan. Aku tak tahu, mungkin saja cara tuhan memperkenalkan aku dan kamu dengan cara seperti ini. Atau mungkin memang aku yang jahat, jika benar kamu rasa akui saja aku seperti itu. Segampang ini aku berbicara, sedangkan rasa yang terasa di hati kamu semakin hari semakin larut. Jujur, aku coba untuk jatuh padamu. Aku memang mampu namun

Pergi dengan Seharusnya

Aku tersudut ditemani sepi, terbayang kembali wajah lugumu saat bercerita tentang penat dan bahagia yang terasa. Kamu memang bukanlah aku, namun aku bukanlah aku yang sekarang tanpa kamu. Yang mengajarkan aku segalanya, bukan hanya tentang cerita tapi juga kisah. Cerita yang menjadi kisah yang tak terlupakan, walaupun tak sempurna. Membuatku jatuh, jatuh cinta dan kesakitannya. Jatuh cinta setiap saat kamu lemparkan senyum manis, jatuh hati saat kamu memeluk erat tubuh ini dan menjadikan aku sebagai alasan bahagiamu. Sakit bila air mata menetes dari mata indahmu karna apapun itu, terlebih jika karnaku. Aku yang membuatmu bahagia, tak apa bila kamu ingin membalasnya dengan luka. Namun bila aku yang melukaimu, izinkan aku ada untuk menjadi obatmu. Tetapi aku tak berhasil menjadi obat sakitmu yang sudah teracuni kecewa, yang karnaku memilih bersamanya juga dan memberikannya bahagia. Maafkan aku, bukan karna aku tak peduli lagi padamu, seakan waktu menuntunku untuk bertemunya dan terhin

Jika yang Terindah Itu Luka

Jika kamu yang terindah adalah luka, sayat aku lebih terasa lagi. Lukamu tak akan sesakit luka yang lain, aku yakin itu. Lukamu adalah cara tuhan mengujiku bagaimana aku tetap setia tanpa mencari lagi. Sayatanmu adalah kebahagiaan yang mengalir dengan indah bagiku. Terluka membuatku menjadi lebih baik, tahu bagaimana cara menangis yang benar. Terluka membuatku menjadi penunggu yang sepantasnya menunggu. Jika yang terindah adalah sayang dan cinta yang tercipta, walau berakhir luka. Aku harap kamu larut di dalam luka yang ada dan mencari penawarnya untuk saling menyembuhkan bersama.

Maumu Apa?

Hadirku, kamu anggap gangguan. Hilangku, kamu anggap tak peduli. Bicaraku, kamu anggap memusingkan.  Diamku, kamu anggap tak ada usaha. Setiaku, kamu anggap tak berarti.  Pencarianku, kamu anggap tak punya hati. Kamu hebat, selalu punya beribu alasan untuk menyalahkanku. Aku bodoh, selalu punya berjuta alasan untuk membenarkanmu.