Aku tersudut ditemani sepi, terbayang kembali wajah lugumu saat bercerita tentang penat dan bahagia yang terasa. Kamu memang bukanlah aku, namun aku bukanlah aku yang sekarang tanpa kamu. Yang mengajarkan aku segalanya, bukan hanya tentang cerita tapi juga kisah. Cerita yang menjadi kisah yang tak terlupakan, walaupun tak sempurna. Membuatku jatuh, jatuh cinta dan kesakitannya. Jatuh cinta setiap saat kamu lemparkan senyum manis, jatuh hati saat kamu memeluk erat tubuh ini dan menjadikan aku sebagai alasan bahagiamu. Sakit bila air mata menetes dari mata indahmu karna apapun itu, terlebih jika karnaku. Aku yang membuatmu bahagia, tak apa bila kamu ingin membalasnya dengan luka. Namun bila aku yang melukaimu, izinkan aku ada untuk menjadi obatmu. Tetapi aku tak berhasil menjadi obat sakitmu yang sudah teracuni kecewa, yang karnaku memilih bersamanya juga dan memberikannya bahagia. Maafkan aku, bukan karna aku tak peduli lagi padamu, seakan waktu menuntunku untuk bertemunya dan terhindar darimu. Aku tak mengerti, seakan sulit kukendalikan hati. Sudah terlanjur semuanya, jika kamu pikir lebih baik mengakhiri semuanya tak apa. Aku yakin aku yang tak baik untukmu ini, akan menikmati rasa sesal yang terbungkus dengan senyuman. Kamu yang tersakiti, semoga temukan obat yang pantas kamu banggakan.
Setiap pertemuan selalu dibayangi perpisahan yang menanti, namun bukan berarti kata "Selamanya" itu tak ada arti.
Komentar
Posting Komentar