Kamu adalah alasanku untuk menjadi orang yang lebih baik sampai detik ini, karena beberapa hal yang kamu lakukan dulu menyadarkanku sesuatu. Saat kamu masih menjadi milikku, terasanya aku selalu diingatkan untuk makan ketika sedang sibuk memanjakan hobi. Terkesannya selalu ada yang akan menegorku ketika aku melakukan hal yang sebenarnya salah. Mungkin dulu aku adalah orang yang egois kepadamu, aku adalah orang yang merasa hal baik yang kamu lakukan untukku adalah sesuatu yang berlebihan. Memilih alasan-alasan yang bukan maksudmu, seperti aku merasa dikekang, disuruh, dipaksa bahkan berpikir kamu tidak menerimaku apa adanya. Semua sudah berlalu dan kita bukanlah kita lagi karena kamu yang putuskan untuk mengakhiri semuanya. Jujur, saat semua kata yang kamu persiapkan untuk menyerah rasanya aku tak ingin mendengarnya dan berpendapat semuanya adalah bercanda. Namun, aku melihat matamu yang lelah dengan terpaksa karena memang aku yang sudah keterlaluan. Awal cerita yang dibangun memang selalu indah, lama kelamaan aku sudah tak lagi mendengarkanmu, sibuk dengan hobi-hobiku, tak mengabarimu, hanya datang padamu ketika aku bosan, namun kamu tidak begitu. Kamu selalu ada untukku, bahkan ketika kesibukan harus kamu jalani. Sampai akhirnya aku tersadar ketika semuanya sudah terlanjur, terlanjur pergi. Ketika aku membayangkan jika aku yang menjadi kamu, aku pun akan melakukan hal yang sama. Terluka, sabar dan mencoba merasa dianggap ada yang sebenarnya tidak, semua ada batasnya.
Untuk kamu yang dulu aku anggap angin, sekarang adalah kamu yang berubah menjadi angan.
Terima kasih kenangan.