Langsung ke konten utama

Apa Kabar Kenangan?


Kamu adalah alasanku untuk menjadi orang yang lebih baik sampai detik ini, karena beberapa hal yang kamu lakukan dulu menyadarkanku sesuatu. Saat kamu masih menjadi milikku, terasanya aku selalu diingatkan untuk makan ketika sedang sibuk memanjakan hobi. Terkesannya selalu ada yang akan menegorku ketika aku melakukan hal yang sebenarnya salah. Mungkin dulu aku adalah orang yang egois kepadamu, aku adalah orang yang merasa hal baik yang kamu lakukan untukku adalah sesuatu yang berlebihan. Memilih alasan-alasan yang bukan maksudmu, seperti aku merasa dikekang, disuruh, dipaksa bahkan berpikir kamu tidak menerimaku apa adanya. Semua sudah berlalu dan kita bukanlah kita lagi karena kamu yang putuskan untuk mengakhiri semuanya. Jujur, saat semua kata yang kamu persiapkan untuk menyerah rasanya aku tak ingin mendengarnya dan berpendapat semuanya adalah bercanda. Namun, aku melihat matamu yang lelah dengan terpaksa karena memang aku yang sudah keterlaluan. Awal cerita yang dibangun memang selalu indah, lama kelamaan aku sudah tak lagi mendengarkanmu, sibuk dengan hobi-hobiku, tak mengabarimu, hanya datang padamu ketika aku bosan, namun kamu tidak begitu. Kamu selalu ada untukku, bahkan ketika kesibukan harus kamu jalani. Sampai akhirnya aku tersadar ketika semuanya sudah terlanjur, terlanjur pergi. Ketika aku membayangkan jika aku yang menjadi kamu, aku pun akan melakukan hal yang sama. Terluka, sabar dan mencoba merasa dianggap ada yang sebenarnya tidak, semua ada batasnya.

Untuk kamu yang dulu aku anggap angin, sekarang adalah kamu yang berubah menjadi angan.

Terima kasih kenangan.

Postingan populer dari blog ini

Sulit Melupakan Rindu, Walau itu Sementara Waktu

Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di  WhatsApp  saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata  rindu  dengan   maknanya.   Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu.  Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati.  Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu.  Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain.  Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima.  Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa. 

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Resah Jadi Cinta, atau Luka?

Aku sedang terjebak dalam situasi yang membuatku resah, bagiamana tidak? Sebagian orang berharap aku dimiliki seseorang yang akan melindungiku, dalam waktu yang tidak lama lagi.  Terlepas dariku yang tidak dapat memastikan semua itu, ada yang membuatku resah di hal yang berbeda. Kamu yang sudah kukenal, merangkulku dengan cara yang berbeda. Saat yang lain kurasa merangkul dengan biasa.  Rasanya, selalu bersamamu adalah hal yang aku hindari, namun tidak bisa kutolak.  Apalagi, aku pernah merasakan hal yang sama dengan yang lain, dimana rasa yang kuartikan bahagia hanya berakhir putus asa.  Aku bingung, aku tidak mau jika kamu tiba-tiba pergi dan melepas rangkulanmu sekaligus pergi tanpa sebab.  Aku tidak tahu, mungkin alam semesta tidak menerima kita akan ada. Waktu pun mungkin sama saja, atau hanya perkara menunggu? Entah.  Apapun rasa yang akan menatap, aku akan terima. Mau cinta, ataupun luka.