Apalah arti sebuah nama, nyatanya apa yang seseorang lakuin buat gue adalah segalanya. Sesuatu yang selalu gue ingat selamanya, terlebih untuk kejadian pertama kali yang bisa membuat gue dan seseorang itu saling tahu dan mengenal. Mungkin kesan pertama bukan segalanya, karna pada akhirnya semua kondisi bisa saja berubah begitu saja, namun pada kenyataannya itu adalah cara awal gue memandang seseorang. Waktu gue ketinggalan uang, seorang teman menawarkan uang miliknya dipinjam gue. Gue butuh tumpangan untuk pulang karna harus cepat sampai rumah, seorang teman menawarkan waktunya untuk mengantarkan. Gue terlihat gugup saat persentasi di depan kelas, seorang teman meneriakkan semangat buat gue. Seseorang entah siapa mengajak mengobrol dan akhirnya kita menjadi berteman karna punya kesamaan hobi. Dan banyak hal lainnya yang kadang ga kepikiran sebelumnya. Gue ga pernah lupa orang-orang itu semua. Gue selalu berusaha menghadirkan diri sebaik mungkin, menjadi diri sendiri. Gue percaya, apapun yang gue lakuin buat orang lain bakal balik lagi ke gue sendiri. Kalaupun emang engga, ya belum aja.
Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di WhatsApp saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata rindu dengan maknanya. Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu. Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati. Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu. Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain. Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima. Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa.
Komentar
Posting Komentar