Rasanya sudah mengenalmu lebih lama dari ini, padahal baru saat itu aku menghetahuimu lebih jauh. Kamu tertawa saat aku berusaha membuatmu tertawa. Kamu mendengarkan ketika aku bercerita tentang diriku. Kamu merespon ketika kata dari mulutku sudah cukup untuk berkata. Akhirnya terlihat beberapa kesamaan kita, yang membuat obrolan semakin panjang tak terasa. Nyaman rasanya menuangkan secangkir cerita denganmu sekaligus menjadi pendengarmu. Jika kamu es krim yang mendinginkan hati ini, sedingin apapun aku ingin menjadi serpihan rindu yang menaburinya. Dan aku akan sebut, "Es krim rasa kamu."
Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di WhatsApp saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata rindu dengan maknanya. Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu. Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati. Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu. Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain. Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima. Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa.
Komentar
Posting Komentar