Ketika aku melihat kamu bahagia disaat aku bukan lagi menjadi seseorang yang selalu ada di setiap pagimu, kadang aku merasa khawatir apakah dibalik senyum itu masih ada sayatan luka dihatimu? Kadang aku merasa sedih, apa setiap doa yang aku alunkan agar kamu selalu bahagia salah? walaupun akhirnya bukan aku penyebab kebahagianmu. Kadang aku merasa kecewa, apa yang ada di dalam diriku yang tak kamu temukan? sampai akhirnya memilih bersandar dengannya. Kadang aku merasa kalah, yakin mendapat semua yang diingkan kecuali kamu lagi. Kadang aku merasa pecah,
Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di WhatsApp saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata rindu dengan maknanya. Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu. Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati. Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu. Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain. Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima. Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa.
Komentar
Posting Komentar