Mungkin kamu tidak percaya bila aku adalah orang yang paling menunggumu saat kelas akan dimulai, mungkin kamu juga tak yakin bila aku adalah orang yang selalu meyakini diri jika kamu selalu membutuhkanku walau hanya sekedar untuk bercerita.
Semuanya terasa saat kamu jauh, ada rasa ingin tahu berlebih namun tertahan karena aku merasa tidak pantas untukmu. Sampai saat ini, aku merasa dengan memilikimu adalah hal yang aku takutkan, lucu memang, nyatanya itulah aku yang bagaimana ketidakpastian dalam hubungan yang saling memiliki terkadang lebih tinggi ternoda oleh cobaan. Aku takut meningalkanmu, aku takut jika harus memarahimu karena rasa memiliki yang tinggi kadang membuatku tidak berpikir jernih.
Senyumku mudah terurai, hanya dengan melihat gerak-gerik tubuhmu, mendengar suara dan tawa khasmu itu lebih dari cukup untuk aku merindukan hari esok kembali hadir dan mengulang senyum ini tanpa bosan. Mencoba berpikir bagaimana aku ini ingin diperhatikan olehmu walau sesaat, hanya bisa mempermalukan diri dengan lelucon tidak lucu yang aku bahas namun setidaknya kamu tersenyum karenaku.
Entah bagaimana rasa ini akan berjalan dan berakhir, yang jelas aku tidak peduli bagaimana kamu merespon semua ini, aku rela jika harus dianggap sebagai penggemar rahasiamu yang memang tertutup kisahnya namun tidak dengan hatinya.
Dari aku,
Yang bagai mengambil benang basah, sudah berbuat apapun namun tidak tersadar hadirnya.
Komentar
Posting Komentar