Aku terlahir sebagai si keras kepala.
Dari sebagian waktu hidupku, aku sering tak bisa menerima.
Menerima begitu saja tanpa membuktikannya.
Aku lebih percaya diriku sendiri, dibanding apa yang dikatakan orang.
Aku lebih percaya pada kenyataan.
Alam dan waktu yang berjalan didalamnya lebih dari sekedar jujur.
Tanpa sadar berikan tanda-tanda yang kadang disadari.
Namun kita terlahir sebagai peramal, hanya mengira-ngira.
Kenapa kita kadang tak bisa bersama dengan orang yang kita cinta.
Dan berakhir memilih untuk menerima cukup yang ada saja.
Mengejar yang tak pasti sedangkan semua cara sudah tersajikan indah.
Kondisi yang seakan berlangsung selamanya.
Tapi aku tak seperti yang lain.
Aku tak bisa jika tak membuktikan bila mimpi itu juga nyata.
Aku tidak bisa melepaskan seseorang yang tak pantas terlepas.
Aku tidak bisa jika itu kamu.
Aku bersyukur dilahirkan keras kepala.
Aku tak ingin bersama larut dengan mereka.
Aku tidak percaya jika cinta tak harus memiliki.
Bagiku cinta harus memiliki dan kamu cinta itu.
Aku sering membayangkan, jika bersamamu aku wujudkan mimpi yang ada.
Bayangan indah dari hati yang telah menyatu dalam segalanya tentangmu.
Bayangan yang begitu saja datang tanpa terencana sebelumnya.
Sampai terasa dan tersadar jika semua bayang itu harus menjadi nyata.
Kondisi yang seakan berlangsung selamanya.
Tapi aku tak seperti yang lain.
Aku tak bisa jika tak membuktikan bila mimpi itu juga nyata.
Aku tidak bisa melepaskan seseorang yang tak pantas terlepas.
Aku tidak bisa jika itu kamu.
Aku bersyukur dilahirkan keras kepala.
Aku tak ingin bersama larut dengan mereka.
Aku tidak percaya jika cinta tak harus memiliki.
Bagiku cinta harus memiliki dan kamu cinta itu.
Aku sering membayangkan, jika bersamamu aku wujudkan mimpi yang ada.
Bayangan indah dari hati yang telah menyatu dalam segalanya tentangmu.
Bayangan yang begitu saja datang tanpa terencana sebelumnya.
Sampai terasa dan tersadar jika semua bayang itu harus menjadi nyata.
Bayang itu pernah aku hancurkan sendiri.
Namun hidup selalu berikan kesempatan, untuk aku memperbaikinya.
Dan itulah alasan aku untuk tidak meninggalkan kamu.
Aku mengarah untuk menjagamu.
Jika aku tak mempercayai semua mimpi dan bayang tentangmu adalah nyata.
Mungkin sekarang aku dan kamu tak menjadi kita.
Senang kembali menjadi orang pertama yang ada di pagimu.
Sehingga kini bayang-bayang itu tak sekedar bayangan semu.
Terima kasih sudah menjadi obat ketika semua rasa sakit datang menghampiri.
Terima kasih sudah menjadi penyemangat ketika yang lain merendahkanku.
Terima kasih telah menerimaku kembali untuk saling berpeluk kembali.
Terima kasih tetap menjadi kamu disekarangku.
Berikan pelukanmu, akan aku peluk tanpa lelah.
Dan rasakan aku ada didalam tubuhmu, hatimu.
Kita buktikan mimpi yang ada memang nyata.
Habiskan waktu bersama, sampai hidup tak terasa lagi.
Semoga semuanya tetap begini.
Karna aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.
Namun hidup selalu berikan kesempatan, untuk aku memperbaikinya.
Dan itulah alasan aku untuk tidak meninggalkan kamu.
Aku mengarah untuk menjagamu.
Jika aku tak mempercayai semua mimpi dan bayang tentangmu adalah nyata.
Mungkin sekarang aku dan kamu tak menjadi kita.
Senang kembali menjadi orang pertama yang ada di pagimu.
Sehingga kini bayang-bayang itu tak sekedar bayangan semu.
Terima kasih sudah menjadi obat ketika semua rasa sakit datang menghampiri.
Terima kasih sudah menjadi penyemangat ketika yang lain merendahkanku.
Terima kasih telah menerimaku kembali untuk saling berpeluk kembali.
Terima kasih tetap menjadi kamu disekarangku.
Berikan pelukanmu, akan aku peluk tanpa lelah.
Dan rasakan aku ada didalam tubuhmu, hatimu.
Kita buktikan mimpi yang ada memang nyata.
Habiskan waktu bersama, sampai hidup tak terasa lagi.
Semoga semuanya tetap begini.
Karna aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.
Komentar
Posting Komentar